Hipnoterapi Psikoligustik Melalui Sholawat Nabi
Karya Tulis Ilmiah Juara 2 Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dengan tema "Meneguhkan Moderasi Beragama melalui Dakwah dan Komunikasi" oleh Rosifatul Umamah, Regita Putri Nabila, Ulfiyatus Zahrah
Hipnoterapi Psikoligustik Melalui
Sholawat Nabi
Rosifatul Umamah, Regita Putri
Nabila, Ulfiyatus Zahrah
Pengembangan
Masyarakat Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
rosifatul91@gmail.com regita.kebumian@gmail.com zahraulfi5@gmail.com
Abstrak: Penelitian ini membahas mengenai
Hipnoterapi Psikolinguistik melalui sholawat nabi yang dapat menyembuhkan
berbagai macam penyakit, terutama Covid-19. Hipnoterapi merupakan suatu
aktivitas hipnosis dengan menggunakan teknik-teknik tertentu untuk membantu klien
meningkatkan diri sesuai dengan masalah yang dihadapi. Penelitian ini diambil
karena terdapat penelitian terdahulu yang menjelaskan bahwa bahasa dapat
digunakan sebagai proses Hipnoterapi. Bahasa yang
digunakan dalam Hipnoterapi memiliki hubungan yang sangat erat dengan pikiran
manusia. Bahasa yang telah disusun menjadi rangkaian kata-kata yang baik ketika
diucapkan akan dapat mempengaruhi pemikiran manusia, sehingga pikiran manusia
akan menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan adanya penelitian terdahulu mengenai
hipnoterapi, peneliti ingin membuat inovasi baru berupa Hipnoterapi
Psikolinguistik melalui Terapi Perilaku Visual, Terapi Intonasi Melodi, dan Terapi
Perbandingan Pendengaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif yang dianalisa menggunakan berbagai teori psikolinguistik
yang meliputi, teori perilaku visual, teori intonasi melodi, dan teori
perbandingan pendengaran. Hasil dari penelitian ini yaitu Hipnoterapi Psikolinguistik melalui
sholawat Nabi dapat mengobati wabah pandemi covid-19.
Kata kunci: penderita, hipnoterapi,
psikolinguistik, wabah covid-19, obat
Abstrack: Abstract:
This research discusses Psycholinguistic Hypnotherapy through sholawat
which can cure various diseases, especially Covid-19. Hypnotherapy is a
hypnosis activity using certain techniques to help clients improve themselves
according to the problem at hand. This study was taken because there was
previous research which explained that language can be used as a hypnotherapy
process. The language used in hypnotherapy has a very close relationship with
the human mind. Language that has been arranged into a series of words that are
good when spoken will be able to influence human thinking, so that the human
mind will become even better. Based on previous research on hypnotherapy,
researchers want to make new innovations in the form of Psycholinguistic
Hypnotherapy through visual behavior therapy, melody intonation therapy, and
hearing comparison therapy. This research uses descriptive qualitative research
methods which are analyzed using various psycholinguistic theories which
include visual behavior theory, melodic intonation theory, and hearing
comparison theory. The results of this study are that Psycholinguistic
Hypnotherapy through the sholawat can treat the Covid-19 pandemic outbreak.
Key words:
patients, hypnotherapy, psycholinguistics, covid-19 outbreak, medicine
Pendahuluan
Pada akhir tahun 2019, dunia dikejutkan dengan adanya
kasus virus yang menyerang sistem pernafasan seseorang. Kasus ini
pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Provinsi Hubei China. Sumber penularannya
pertama kali dikaitkan dengan pasar hewan yang ada di Wuhan. Kasus ini semakin
lama mengalami peningkatan. Hal tersebut ditandai dengan adanya lima pasien
yang dirawat dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Sejak 31 Desember 2019 hingga 3
Januari 2020, peningkatannya semakin
pesat yang ditandai dengan 44 kasus. Tidak sampai satu bulan, penyakit ini telah menyebar di
berbagai provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Awalnya, penyakit ini dinamakan sementara sebagai 2019 novel
coronavirus (2019-nCoV), kemudian WHO mengumumkan nama baru pada 11
Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) (Susilo, 2020).
Bangsa Indonesia memiliki momen
paling bersejarah pada tanggal 13 Maret 2020. Momen tersebut adalah datangnya
sebuah virus yang berasal dari Kota Wuhan China. Virus ini kita kenal sampai
sekarang dengan sebutan Covid-19. Indonesia menjadi bagian salah satu
negara yang terdampak adanya Covid-19 ini. Bukan virus yang ringan,
Covid-19 ternyata virus ini sangat mematikan. Penyebaran Covid-19 ini
sangatlah cepat sehingga musibah ini dikatakan sebagai pandemi. Pandemi
merupakan menglobalnya sebuah wabah penyakit di dunia dan penyakit tersebut
menyebar dengan begitu cepat. Badan Kesehatan Dunia atau World Health
Organization (WHO) menyatakan bahwa, sebuah penyakit dikategorikan sebagai
pandemi apabila mucul penyakit baru dan menyebar diseluruh
dunia tanpa melampaui batas. Munculnya covid-19 telah menjadikan hampir semua
kegiatan masyarakat diseluruh negara yang terdampak harus terkendala.
Masyarakat hanya bisa melakukannya secara virtual. Mulai dari proses
sekolah, kerja, berdagang, hingga rapat, semua dilakukan dari rumah.
Keterbatasan untuk bertatap muka terpaksa harus dilakukan sebagai bentuk upaya
mencegah penyebaran virus yang semakin luas. Tidak lama ini, WHO telah
mendeteksi lagi adanya varian baru dari Covid-19. Varian
baru tersebut pertama kali dideteksi di Inggris
selatan pada bulan September tahun 2020. Ia diduga merupakan penyebab
lonjakan tajam dalam hasil rapid tes positif di London, Inggris tenggara, dan Inggris timur. Deteksi varian baru ini juga ditemukan lebih dari 20 negara, antara lain:
1. Eropa:
Belanda, Denmark, Prancis, Italia, Spanyol, Swiss, Finlandia, Irlandia, Jerman,
Islandia, Belgia.
2.
Amerika Utara: Kanada.
3.
Asia dan Australia: Jepang, Singapura, Hong Kong, Korea Selatan,
Australia.
4.
Timur Tengah: Israel, Lebanon.
Masyarakat semakin khawatir dengan
adanya varian baru dari virus corona. Meskipun demikian, negara yang
mayoritas masyarakatnya muslim seperti Arab Saudi, mencoba menghadapi pandemi
ini dengan bijak. Arab Saudi mencatat jumlah pemulihan tertinggi dari pasien Covid-19
dalam 24 jam terakhir sejak dimulainya pandemi. Pengumuman tersebut berasal
dari Kementerian Kesehatan setempat. Sebanyak 5.085 pasien dinyatakan pulih
dalam jangka waktu 24 jam, sehingga jumlah total pasien pulih di Arab Saudi
menjadi 117.882 (Amani, 2020). Berbeda halnya dengan Arab Saudi, di Amerika
Serikat lebih dari 3.000 pasien meninggal dunia dalam kurun waktu 24 jam (Iswara, 2020).
Banyaknya masyarakat yang meninggal akibat Covid-19 memang sudah
menjadi ketetapan Ilahi. Kekhawatiran dan kecemasan yang dialami oleh
seseorang, terlebih mereka yang terpapar Covid-19 sebisa mungkin harus
dihindari. Adanya wabah Covid-19 ini bukan berati tidak dapat
diselesaikan. Wabah ini merupakan salah satu ujian yang diberikan oleh Allah
SWT kepada manusia agar senantiasa mengingat berbagai dosa yang telah dilakukan.
Allah SWT telah mengirimkan sebuah obat melalui ayat dalam surah Al Insyirah
ayat 5 yang berbunyi :
فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
Artinya
: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Ayat diatas mengajarkan kepada kita
bahwa semua kesulitan dan musibah
yang diberikan Allah SWT kepada manusia pasti dapat diselesaikan. Ketika Allah SWT telah memberikan
cobaan kepada hambanya berupa Covid-19, maka Allah SWT juga memberikan
obat untuk menangani masalah ini. Para Ilmuwan berlomba-lomba untuk mencari
obat untuk Covid-19, hingga pada akhirnya, saat ini vaksin Covid-19
telah ditemukan. Vaksin Covid-19 yang telah ditemukan, belum bisa
sepenuhnya mengatasi masyarakat yang terinfeksi. Pertolongan Allah SWT untuk
penyemuhan Covid-19 sejatinya tidak hanya berasal dari pengobatan
vaksin. Allah SWT telah memberikan obat batiniah untuk penyembuhan Covid-19
melalui Sholawat Nabi. Bersholawat kepada Nabi Muhammad
SAW sangatlah dianjurkan, karena ketika kita bersholawat terdapat banyak
keistimewaan yang dikandung dalam sholawat tersebut (Sa’du, 2015). Sebagaimana
dalam firman Allah SWT dalam surah Al Ahzab ayat 56 sebagai berikut:
اِنَّ
اللّٰهَ وَمَلٰٓٮِٕكَتَهٗ يُصَلُّوۡنَ عَلَى النَّبِىِّ ؕ يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ
اٰمَنُوۡا صَلُّوۡا عَلَيۡهِ وَسَلِّمُوۡا تَسۡلِيۡمًا
Artinya:
“Sesungguhnya, Allah dan
malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
(QS. al-Ahzab [33]: 56).
Ayat diatas menjelaskan bahwa sholawat tidak hanya menunjukkan kemuliaan
kepada Rasulullah SAW, melainkan juga menunjukkan keistimewaan bersholawat
kepadanya (Sa’du, 2015).
Beberapa
penelitian menggunakan Sholawat Nabi sebelumnya sudah pernah dilakukan. Pada
Skripsi yang ditulis oleh Layla Rifatin, ia meneliti tentang Sholawat Thibbil
Qulub untuk meningkatkan spiritualitas pada penderita multiple
sclerosis. Kemudian, pada skripsi yang ditulis oleh Indah Wahyuningsih, ia
meneliti tentang hubungan pikiran dan bahasa pada bahasa Hipnoterapi. Dari
kedua skripsi tersebut, peneliti menunjukkan bahwasanya pemilihan bahasa dan bunyi bahasa yang baik, seperti
Sholawat Nabi dengan proses hipnoterapi,
dapat membantu mereka untuk memperkuat jiwa, tubuh, dan pikiran.
Berbagai Rumah Sakit Islam secara
tidak langsung sudah menerapkan adanya Hipnoterapi Psikolinguistik ini. Rumah
Sakit Islam Al-Irsyad Surabaya menerapkan kepada seluruh pasien
untuk senantiasa mengingat Allah melalui ayat-Nya. Ruangan di Rumah Sakit Islam
Al-Irsyad ini dihiasi beberapa lafadz Allah,
seperti sholawat, dzikir, kalimat tayyibah dan hiasan islami lainnya. Hiasan tersebut
dipasang bukan tanpa tujuan, melainkan untuk mengigatkan kepada pasien untuk
selalu melafadzkan kalimat-kalimat Allah. Hal tersebut dapat melatih para
pasien untuk melakukan terapi melalui Psikolinguistik. Apabila pasien
mengucapkan lafadz Allah baik dengan lantunan lagu atau hanya diucapkan biasa
ternyata secara tidak langsung dapat melatih otot-otot pasien. Kalimat Bahasa
yang diucapkan secara perlahan-lahan dapat mengubah pikiran mereka menjadi
selalu berpikir positif.
Dari penelitian yang sebelumnya
sudah ada, kami mencoba untuk memberikan inovasi untuk masyarakat berupa Hipnoterapi
Psikolinguistik melalui sholawat Nabi untuk menyebuhkan penyakit, khususnya
penyakit Covid-19. Psikolinguistik yang merupakan gabungan dari
Psikologi dan Linguistik adalah ilmu yang meneliti tentang makna suatu bahasa
yang membangun dan memahami kalimat bahasa tersebut. Proses Psikolinguistik ini
nantinya akan melalui beberapa tahap, yakni terapi perilaku visual, terapi
intonasi melodi, dan terapi perbandingan pendengaran. Oleh karena itu, permasalahan yang akan disampaikan dalam penelitian
ini yaitu bagaimana sholawat Nabi sebagai Hipnoterapi Psikolinguistik dalam
menyembuhkan berbagai macam penyakit?
Kajian Pustaka
A.
Hipnoterapi
Hypnotherapy
atau hipnoterapi merupakan salah satu teknik terapi pikiran dengan menggunakan
metode hipnotis yang bertujuan untuk hal-hal positif dan kemajuan seseorang
(Irfan, 2007). Hipnoterapi biasanya digunakan oleh orang-orang yang sedang
memiliki permasalahan dalam dirinya, misalnya ketika seseorang memiliki
penyakit, memiliki trauma, kurang percaya diri dan permasalahan lainnya.
Hipnoterapi dilakukan dengan cara terapi pikiran melalui hipnotis, cara ini digunakan
untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar manusia. Terapis biasanya memasukkan
sugesti positif yang berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien. Secara
psikis, sugesti tersebut akan membantu pasien keluar dari penyakit yang
diderita (Rijal, 2015). Dapat disimpulkan bahwa hipnoterapi merupakan sebuah
metode yang digunakan dalam proses penyembuhan penyakit baik penyakit medis
maupun non medis melalui metode terapi pikiran, tujuan hipnoterapi ini agar
dapat mengubah pikiran seseorang kea rah yang lebih baik lagi.
B.
Psikolinguistik
Psikolinguistik adalah ilmu hibrida,
yakni ilmu yang merupakan gabungan antara dua ilmu : psikologi dan linguistik,
benih ilmu ini sebenarnya sudah tampak pada permulaan abad ke 20 tatkala
psikolog Jerman Wilhelm Wundt menyatakan bahwa bahasa dapat dijelaskan dengan
dasarn prinsip-prinsip psikologis (Kess dalam Dardjowidjojo, 2005). Psikolinguistik pada awalnya menggunakan istilah linguistic
psychology (psikologi linguistik) dan juga ada yang menyebutkan sebagai psychologi
of language (psikologi bahasa), kemudian lahirlah istilah
baru yakni psikolinguistik (Ahmadi, 2015). Psikolinguistik
merupakan ilmu yang mempelajari proses psikologi yang dihasilkan melalui
kalimat berbahasa yang digunakan dalam berkomunikasi. Subdisiplin tersebut
meliputi psikolinguistik teoretis, psikolinguistik perkembangan,
psikolinguistik sosial, psikolinguistik pendidikan, psikolinguistik-neurologi
(neuropsikolinguistik), psikolinguistik eksperimen, dan psikolinguistik terapan
(Wahyuningsih, 2017). Tujuan utama
seorang psikolinguis adalah menemukan struktur dan proses yang melandasi
kemampuan manusia untuk berbicara dan memahami bahasa. Psikolinguis tidak
tertarik pada interaksi bahasa diantara para penutur bahasa, yang mereka kerjakan adalah menggali apa yang
terjadi ketika individu yang berbahasa.
1.
Neurolinguistik
Neurologi Bahasa dikenal juga dengan Neurolinguistik, yaitu
suatu bidang kajian dalam ilmu psikolinguistik yang membahas struktur otak yang
dimiliki seseorang untuk memproses Bahasa, temasuk di dalamnya gangguan yang
terjadi dalam memproduksi bahasa (Sastra, 2011). Neurolinguistik merupakan
suatu bidang kajian dalam ilmu linguistik yang membahas struktur otak
yang dimiliki seseorang untuk memproses bahasa, termasuk didalamnya gangguan
yang terjadi dalam memproduksi bahasa.
Secara umum kajian bahasa dapat dibagi atas beberapa
bidang seperti : pragmatik, mengkaji bagaimana bahasa digunakan untuk
berkomunikasi; tata bahasa (fonologi, morfologi, sintaksis, dan
semantik), merupakan bidang kajian terhadap struktur yang terdapat dalam suatu
bahasa; variasi bahasa, bidang yang mengkaji bentuk suatu bahasa yang
berbeda berdasarkan daerah atau wilayah, kelas sosial, dan dialek; dan pemerolehan
bahasa, yaitu suatu bidang yang mengkaji peringkat awal mental manusia dan
tahapan yang dilaluinya ketika menjalani proses pemerolehan bahasa pertama
(Ingram, 2007). Setiap sub-bidang berdasarkan pada aspek kategori sistem
psikologi dan sistem tertentu, yang digunakan oleh manusia untuk mengetahui dan
menggunakan dalam bahasa pertama.
2. Kaidah
Terapi
Kaidah terapi yang banyak digunakan untuk kasus wabah
adalah terapi perilaku visual, terapi intonasi melodi, dan terapi perbandingan
pendengaran (Sastra, 2011).
Gambar 1. Tabel Kaidah Terapi
a. Terapi Perilaku Visual
Terapi ini
bertujuan melatih penderita menggunakan gerak dalam berkomunikasi. Kaidah ini
digunakan karena anggapan bahwa penderita mengalami gangguan pada hemisfer
kiri, sedangkan hemisfer kanannya masih normal (Sastra, 2011). Kenormalan hemisfer kanannya menyebabkan penderita
mampu berkomunikasi secara nonverbal seperti menggunakan gerakan. Program
terapi ini terdiri dari tiga tingkat kesulitan sehingga penderita harus
menjalaninya secara bertahap menurut tingkat kesulitannya.
b.
Terapi Intonasi Melodi
Terapi intonasi
melodi dilakukan apabila hemisfer kanan penderita stroke mampu
menafsirkan proses nonverbal seperti musik atau melodi. Kaidah ini menggunakan
nada musik yang terbatas 3 sampai 4 nada saja (Sastra, 2011). Intonasi melodi mempunyai tempo yang lambat, bersifat
lirik, dan mempunyai tekanan yang berbeda. Terapi dimulai dengan kalimat dan
frase yang diucapkan dengan intonasi, kemudian menuntun penderita secara
bersamaan. Terapi juga dilakukan secara bertahap, berulang-ulang, dan mempunyai
tingkat kesulitan yang berbeda.
c.
Teori Perbandingan Pendengaran
Terapi dengan
menggunakan kaidah perbandingan pendengaran dilakukan pada tingkat akhir,
karena terapi ini berguna untuk melatih pemantapan artikulasi. Pada masa ini,
penderita juga dapat melakukan terapi lain bersamaan dengan terapi bahasa,
seperti berolah raga ringan guna mengaktifan otot-otot bagian badan sebelah
kanan. Untuk itu, terapis ini boleh saja melatih pendengaran penderita sambil
mengamati kemajuan kemampuan komunikasi penderita.
C.
Doa
Doa dalam kamus besar bahasa
Indonesia diartikan sebagai permohonan (harapan, permintaan, pujian ) kepada
Tuhan. Doa dalam bahasa arab berasal dari suku kata
دعوة – يدعو – دعا Da‘a- yad‘u - Da‘watan, artinya menyeru, memanggil, memohon, meminta. Sedangkan
secara istilah doa adalah ungkapan permohonan seseorang hamba kepada Allah SWT dalam meminta apa yang diinginkan. Doa merupakan wujud kehambaan dan ketergantungan manusia
kepada Tuhannya (Mahsyam, 2015). Doa
juga dapat diartikan sebagai perilaku atau perbuatan yang dikerjakan
orang-orang saleh terdahulu. Dengan berdoa, seorang mukmin akan memiliki
kekuatan rohani dalam kehidupan dan tidak akan mengalami kekeringan rohani.
Allah swt., mensyariatkan doa karena memiliki keutamaan dan kelebihan, sehingga
doa merupakan ibadah yang wajib diamalkan setiap mukmin.
1.
Sholawat
Sholawat merupakan bentuk jamak dari shalat yang
berati doa atau seruan kepada Allah SWT (Rachman, 2013). Secara
etimologi sholawat adalah lafadz jama’ dari kata salaa atau as-solaatu,
yang artinya adalah doa, rahmat, kemuliaan, keberkahan dan ibadah (Gunarsa,
2000). Shalawat yang berasal dari Allah berarti
Nabi Muhammad SAW mendapatkan limpahan rahmat dari Allah SWT, sedangkan sholawat
dari malaikat merupakan permohonan para malaikat agar Allah SWT menurunkan
kasih sayangnya terhadap Nabi Muhammad SAW. Sholawat juga berarti doa
yang baik untuk diri sendiri, orang banyak, atau kepentingan bersama.Sholawat
juga diartikan sebagai ibadah seorang hamba atas ketundukannya kepada Allah
SWT, serta mengharapkan pahala dari-Nya, sebagaimana yang dijanjikan Nabi
Muhammad SAW, bahwa orang yang bersholawat akan mendapat pahala yang
besar, baik sholawat itu dalam bentuk tulisan maupun lisan. Sholawat
juga dapat dikatakan sebagai ibadah pernyataan hamba atas ketundukannya kepada
Allah SWT, serta mengharapkan pahala dari-Nya, sebagaimana yang dijanjikan Nabi
Muhammad SAW.
Metode Penelitian
A.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini
mengunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data
yang dilakukan dalam penelitian ini yakni dengan melakukan observasi
lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan ada dua
yakni data primer dan data sekunder.
B. Objek
Penelitian
Objek yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seseorang atau pasien yang terkena
penyakit, khususnya penyakit Covid-19. Alasan peneliti menggunakan objek
tersebut karena saat ini pemberian vaksin covid-19 belum menyebar secara rata,
sehingga masyarakat dapat memperoleh obat batiniah untuk Covid-19 berupa
Sholawat Nabi.
C.
Jenis Data
Pada
penelitian ini, ada dua jenis data yang digunakan, yakni data primer dan data
sekunder.
1. Jenis
data primer
Data
primer merupakan data utama yang digunakan dalam penelitian, diperoleh langsung
dari sumber data asli. Penelitian ini menggunakan observasi kualitatif dan
wawancara kualitatif sebagai data primer.
2. Jenis
data sekunder
Selain
menggunakan data primer, peneliti juga menggunakan data sekunder yang didapat
dari sumber tertulis untuk menunjang penelitian, seperti buku, artikel dan
jurnal online.
D.
Tekhnik Pengumpulan Data
Dalam penulisan karya tulis ilmiah, peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1.
Wawancara
Peneliti melakukan wawancara pada salah satu pasien yang
berada di Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya. Hasil wawacara ini kemudian diolah
menjadi informasi yang akan digunakan untuk karya penelitian.
2.
Dokumentasi
Peneliti menggunakan dokumentasi gambar untuk penunjang
hasil penelitian yang relevan.
3.
Observasi
Observasi adalah kegiatan mengumpulkan
data kemudian diamati dan dicatat, digunakan pada penelitian dengan sistematis
terhadap fenomena tertentu
E.
Tahap-Tahap Penelitian
1.
Menyusun Rancangan Penelitian
Suatu
penelitian selalu berawal dari mengidentifikasi masalah dan merumuskannya dalam
bentuk pertanyaan penelitan yang penggambarannya harus jelas mengenai hal yang
diteliti. Peneliti memilih permasalahan tentang pentingnya hipnoterapi
psikolinguistik melalui metode sholawat nabi dengan tujuan menjadikan sholawat
sebagai obat batiniah (Gumilang, 2016).
2.
Menentukan Metode Penelitian
Metode penelitian penting untuk dilakukan karena hal ini yang
menjadi cara memperoleh data apa saja yang diperlukan dalam penelitian. Data
yang digunakan adalah observasi dan wawancara kualitatif.
3.
Tahap Penggalian Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan Observasi langsung. Data terdiri dari 2 yaitu, data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil langsung dari responden
melalui obeservasi, sedangkan data sekunder adalah data pendukung yang
diperoleh dari studi kepustakaan yang berupa buku, jurnal, maupun skripsi
(Natsir, 2017).
4.
Melakukan
Analisis Data
Data yang telah terkumpul, kemudian dianalisis
untuk menemukan pola umum dari permasalahan yang akan diteliti.
5.
Membuat
Kesimpulan
Kesimpulan adalah bagian akhir dari
penelitian, dimana kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah
ditentukan.
F.
Teknik Analisis
Data
Aktivitas analisis data kualitataif menurut
Miles dan Huberman adalah analisis yang dilakukan dengan interaktif,
berlangsung terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh. Langkah-langkah
aktivitas data tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Reduksi data
Banyaknya data yang diperoleh ketika di lapangan,
menyebabkan peneliti harus memperinci data tersebut agar lebih jelas. Hal ini
perlu diadakan reduksi data. Reduksi data adalah merangkum, fokus pada hal
penting, memilah hal yang pokok kemudian dicari tema dan polanya. Dengan adanya
reduksi data ini, data yang tersaji akan lebih jelas dan mempermudah peneliti
mengumpulkan data.
2.
Penyajian data
Data yang telah direduksi, langkah selanjutnya adalah
menyajikan data dengan tertulis berupa teks naratif. Kemudian dikelompokkan
sesuai kategori yang sudah dibuat agar terbentuk suatu pola keterkaitan antara
data yang telah disajikan. Penelitian ini dalam analisisnya menggunakan tiga
teori utama dari Psikolinguistik antara lain, Teori Terapi Perilaku Visual,
Teori Terapi Intonasi Melodi, dan Teori Terapi Perbandingan Pendengaran. Terapi
Perilaku Visual akan melatih penderita menggunakan gerak dalam berkomunikasi.
Terapi Intonasi Melodi akan mengajak penderita menggunakan nada musik yang
terbatas 3 sampai 4 nada saja. Terapi Perbandingan Pendengaran akan mengajak
penderita untuk dapat melakukan terapi lain secara bersamaan dengan terapi
bahasa, seperti berolah raga ringan guna mengaktifan otot-otot bagian badan
sebelah kanan.
3.
Kesimpulan dan
verifikasi
Pada tahap kesimpulan, peneliti memadukan semua data
dengan kajian literatur terdahulu yang nantinya akan digunakan untuk proses
penelitian terbaru (Lexy, 2017).
Hasil dan Pembahasan
Hipnoterapi merupakan salah satu upaya penyembuhan selain
menggunakan obat-obatan resep dokter. Inisiatif Hipnoterapi Psikolinguistik
melalui salawat dapat menyembuhkan penyakit seperti pada pasien wabah Covid-19. Upaya penyembuhan ini dilakukan menggunakan terapi batiniah
melalui syair-syair salawat Nabi. Kasus wabah ini masih terus mengalami
populasi peningkatan pasien Sampai dengan tanggal 14 Maret 2021 tercatat ada
1.419.455 orang telah terkonfirmasi positif Covid-19 (Sinuhaji, 2021). Proses pencegahan
dan penyembuhan terus dilakukan. Upaya
terapi menggunakan bahasa yang diucapkan oleh penderita dengan tujuan
mengaktivasi stem sell dalam tubuh dengan menggerakkan bibir. Salah satu jenis
bahasa yang dapat digunakan dalam terapi ini yakni syair sholawat Nabi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ternyata sholawat dapat digunakan sebagai
terapi untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, salah satunya Covid-19.
Firman Allah dalam
Q.s Al Anbiya’ : 83-84 dalam ayat ini Allah memberi tahu hambaNya bahwa bukan
hanya Ikhtiar dari luar saja yang harus dijalani dalam masa penyembuhan, akan
tetapi masih butuhnya tawakkal dan beberapa upaya lainnya dalam menyakinkan
diri dan merileksasi pikiran bahwa setiap penyakit pasti sembuh dengan kehendak
Allah SWT.
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ
رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
Artinya :
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru
Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan
Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang".
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ
فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ ۖ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ
رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ
Artinya:
Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu
Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya
kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari
sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.
Gambar 2. Tabel Kaidah Terapi
Berdasarkan pengumpulan data observasi langsung di
lapangan, peneliti menganalisis proses Hipnoterapi melalui Shalawat menggunakan
teori Psikolinguistik. Hal yang membedakan penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang saat ini adalah penggunaan teori Psikolinguistik.
Psikolinguistik yang merupakan gabungan dari Psikologi dan Linguistik memiliki
tujuan untuk memahami bahasa dan makna yang dibicarakan oleh individu. Sholawat
memiliki beberapa macam, hal ini perlu di perhatikan dalam bacaan salawat yang
sesuai dengan dalil-dalil yang shahih di antaranya
(Fa’izah, 2021):
1.
Sholawat Fatih
yaitu "Allahumma sholli ala sayyidina muhammaddinil fatihi lima ughliqo
wal khotimi lima sabaqo, nashiril haqqi bil haqqi wal hadi ila shirotikal
mustaqim wa ala alihi haqqo qodrihi wa miq darihil adzim." Artinya: Ya
Allah limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta berkah kepada nabi Muhammad
SAW, sebagai pemuka sesuatu yang terkunci, dan penutup sesuatu (para nabi) yang
terdahulu, dialah penolong yang benar dengan membawa kebenaran serta petunjuk
menuju jalan-Mu yang lurus. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada keluarga
dan para sahabatnya dengan sebenar-benarnya dengan pangkat dan kedudukan yang
agung.
2.
Kedua, salawat
Ma’tsuroh yaitu: "Allaahumma sholli ‘alaa muhammadin nabiyyil ummiyyi
wa ‘alaa aalihi wasallim." Artinya :Ya Allah, limpahkanlah sholawat
kepada Nabi Muhammad yang tiada dapat membaca dan menulis (Ummy) dan semoga
keselamatan tercurah kepada segenap keluarganya.
3.
Ketiga, salawat
Nariyah yaitu: "Allaahumma sholli sholaatan kaamilatan wasallim
salaamaan taamman ‘alaa sayyidinaa muhammadinil ladzii tanhallu bihil’uqodu
watanfariju bihilkurobu watuqdhoo bihilhawaaiju watunaalu bihir roghooibu
wahusnul khowaatimi wayustasqaal ghomaamu biwajhihilkariimi wa’alaa aalihii
washohbihii fii kulli lamhatin wanafasin bi’adadi kulli ma’luumin laka."
Artinya : Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam
kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab
beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan,
semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul
khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga
terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan
hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau.
4.
Keempat,
Sholawat Mukafaah yaitu: "Allohumma sholli ‘ala sayidina muhammadin wa
‘ala alihi sayidina muhammad, sholatan maqbulatan tu,addi biha ‘anna haqqohul
‘adzim." Artinya : Ya Allah, limpahkanlah rahmat, salam dan berkah
kepada junjungan kita Muhammad SAW yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang
menjadi kekasih Allah SWT, yang luhur pangkatnya dan yang agung kemuliaannya,
dan limpahkanlah pula atas keluarganya dan para sahabatnya.
5.
Kelima,
Sholawat Ibrohimiyah "Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammad
wa’alaa aali sayyidinaa muhammadin kamaa shallaita ‘alaa sayyidinaa ibraahiima
wa’alaa aali sayyidinaa ibrahiia wabaarik ‘alaa aali sayyidinaa muhammadin
kamaa baarakta ‘alaa sayyidinaa ’alaa sayyidinaa ibraahima wa ‘alaa aali
sayyidina ibraahima, fil ‘aalamiina innaka hamiidun majiidun." Artinya:
Ya Allah, berilah kasih saying kepada junjungan kita nabi Muhammad dan
keluarganya sebagaimana Engkau memberi kasih sayangmMu kepada junjungan kita
Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan berkatilah kepada junjungan kita nabi
Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberkati junjungan kita nabi
Ibrahim dan kelurganya diantara makhluk makhlukmu, sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji dan Maha Mulia.
Dari teori Psikolinguistik ini, kami melakukan
langkah-langkah untuk proses Hipnoterapi sebagai berikut:
1.
Terapi Perilaku
Visual
Pada tahap ini, pasien dilatih untuk bergerak dengan
memahami komunikasi yang diucapkan oleh konselor. Konselor mencoba untuk
bersuara serta menggerakkan seluruh anggota tubuh dan seluruh anggota indranya,
kemudian pasien melihat dan mendengarkan apa yang dilakukan tersebut. Pasien
pelan-pelan mengikuti gerakan konselor. Dalam terapi perilaku visual, konselor
mengucapkan Sholawat Nabi dan menutup kedua matanya agar mendapatkan
ketenangan. Terapi tersebut kemudian diikuti oleh pasien dengan tujuan untuk
menenangkan hati pasien untuk memasrahkan
diri atas penyakit yang di alami kepada Allah SWT dan menumbuhkan keyakinan bahwa akan sembuh dengan kehendakNya.
2.
Terapi Intonasi
Melodi
Pada
kaidah terapi ini menggunakan nada musik. Pada penggunaan nada ini terdapat
batasan 3 (tiga) sampai 4 (empat) nada saja, maksudnya intonasi temponya yang lambat, bersifat
lirik, dan tekanannya yang berbeda untuk
lebih merelaksasi pasien dalam menikmati melodi yang di lantunkan. Sholawat
sangatlah sesuai dengan terapi intonasi melodi ini karena sholawat terdiri dari
beberapa macam intonasi ketika di alunkan dengan sandingan musik melodi. Misalnya
seperti sholawat yang di bawakan oleh para group gambus contoh Nissa Sabyan
dengan melodi salawat yang membangkitkan semangat, ada juga salawat dengan
intonasi yang tidak terlalu tinggi seperti Tibbil Qulub dan masih banyak
lagi. Intonasi melodi di salawat akan memberi sensari relaksasi yang
menenangkan pasien sehingga kecemasan karena penyakit yang di alami nya akan
perlahan menjadi bumbu semangat untuk sembuh dan sehat kembali. Terapi musik melalui sholawat memberikan
dampak yang baik untuk penderita Covid-19. Dengan melafalkan syair sholawat
mereka menjadi lebih tenang dan menikmati sholawat dengan baik. Perlahan lahan
imun penderita Covid-19 meningkat sehingga virus yang ada di tubuh mereka mati
dan hilang dengan sendirinya. Sungguh kalimat-kalimat baik Allah memberikan
manfaat yang begitu besat untuk umatnya.
3.
Terapi perbandingan pendengaran
Tahap terapi ini penderita mendengarkan sholawat
baik itu mendengar secara langsung ataupun mendengar dari audio visual yang
berguna untuk melatih artikulasi. Selain mendengarkan penderita juga diharapkan
ikut serta dalam pelafalan salawat yang
di dengar untuk memaksimalkan dalam penyembuhan. Dengan ikut melafalkan maka
bibir akan ikut bergerak, maka alat indra mulai aktif dengan gerakan bukan
hanya bibir dengan ke khusukan yang mendalam maka air mata dan anggota tubuh
lainnya juga akan ikut mengiringi menikmatinya, sehingga rasa jenuh hilang dan
tersisa semangat dan percaya diri untuk sembuh.
Gambar 2. Proses Hipnoterapi
Psikolinguistik
di RS Al Irsyad Surabaya
Kasus data upaya penyembuhan dengan
Hipnoterapi Psikolinguistis melalui sholawat dilakukan di RSI Al – Irsyad
Surabaya pada pasien Covid-19 menjadi salah satu data dalam penelitian
pasien yang sembuh dari Covid-19.
Tercatatkurang lebih dari 20% proses penangan ini berhasil sembuh dari
penyakit Covid-19.
Kesimpulan
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa shalawat dapat digunakan sebagai obat batiniah penyakit Covid-19
melalui Hipnoterapi Psikolinguistik. Melalui proses pengobatan ini, maka akan
dilakukan tiga tahapan yaitu: pertama, menggunakan Terapi Perilaku Visual.
Terapi ini melatih penderita bergerak dalam proses berkomunikasi. Kedua, Terapi
Intonasi Melodi. Terapi ini menggunakan nada musik untuk memberi sensari
relaksasi yang menenangkan pasien sehingga kecemasan karena penyakit yang di
alami nya akan perlahan menjadi bumbu semangat untuk sembuh dan sehat kembali.
Ketiga, Terapi Perbandingan Pendengaran. Terapi ini digunakan untuk melatih
artikulasi. Penderita diharapkan ikut serta dalam pelafalan sholawat yang di dengar untuk memaksimalkan dalam
penyembuhan. Shalawat bukanlah satu-satunya obat yang dapat menyembuhkan
penyakit, namun dengan ikhtiar yang kuat dan mulai bisa menerima penyakitnya
dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka disitulah obat ketenangan
yang sesungguhnya. Tidak ada daya upaya melainkan berasal dari-Nya. Allah telah
memberikan hikmah dibalik ini semua. Semoga dengan adanya Covid-19, masyarakat
dapat lebih menjaga kesehatannya lahir dan batin.
Daftar Pustaka
Amani, Natasha Khoirunnisa. (2020).
5000 Pasien Corona Covid-19 Arab Saudi Pulih Dalam 24 Jam. Diakses dari https://www.liputan6.com/global/read/4289750/5000-pasien-corona-covid-19-arab-saudi-pulih-dalam-24-jam .
Fa’izah, Addina, Zulfa. (2021). Macam-Macam
Shalawat Nabi, Dalil Terkait, Beserta Keutamaannya. Diakses dari https://www.merdeka.com/trending/macam-macam-shalawat-nabi-dalil-terkait-beserta-keutamaannya-kln.html .
Gumilang, Galang, Surya. (2016). Metode Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bimbingan
Konseling. Jurnal Fokus Konseling.
Gunarsa,
Singgih, D. (2000). Konseling dan Psikoterapi Cet III. Jakarta : Gunung
Mulia.
Gunawan, Adi, W. (2015). Hypnotherapy The Art of Subconscious
Restructuring. Jakarta : The Indonesian Board of Hypnotherapy.
Irfan, F. (2007). Hipnoteraphy. Yogyakarta: Pustaka
Larasati.
Iswara, Adhitya (2020). Covid-19 di AS, Lebih dari 3.000 Pasien
Meninggal dalam 24 Jam Terakhir. Diakses dari https://www.kompas.com/global/read/2020/12/10/104831970/covid-19-di-as-lebih-dari-3000-pasien-meninggal-dalam-24-jam-terakhir?page=2 .
Mahsyam, Saifuddin. (2015). Konsep Doa Dalam Al-Qur’an (Kajian
Tafsir Tematik). (Skripsi). Fakultas Ushuludin, Adab, dan Dakwah:
Palopo.
Natsir, Nurasia.
(2017). Hubungan Psikolinguistik Dalam Pemerolehan Dan Pembelajaran Bahasa. Jurnal Retorika.
Rachman, Fauzi. (2013). 150 Ibadah Ringan Berpahala Besar.
Bandung: Mizania.
Rijal, Syamsul. (2015). Hipnolinguistik: Bahasa Alam Bawah Sadar. Jurnal
Pendidikan Progresif.
Sa’du, Abdul Aziz. (2015). Jangan Remehkan Amalan-amalan Ringan.
Yogyakarta: Sabil.
Sastra, Gusdi. (2011). Neurolinguistik Suatu Pengantar.
Bandung: ALFABETA, cv.
Sinuhaji, Julkifli. (2021). Virus Corona di Indonesia per
14 Maret 2021, Kasus Aktif Turun Menjadi 137.912 Pasien. Diakses dari https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-011590532/update-virus-corona-di-indonesia-per-14-maret-2021-kasus-aktif-turun-menjadi-137912-pasien
Susilo, Adhityo. (2020). Coronavirus disease 2019: Tinjauan
Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia.
Wahyuningsih, Indah. (2017). Hubungan Pikiran Dan Bahasa Pada Bahasa Hypnotherapy. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Surakarta.
Komentar